Dulu, mungkin aku orang pertama yang bilang happy birthday sama sia. Tapi aku gak tau itu bener apa enggak. Yang jelas aku inget betul apa saja isi dari pesan singkat itu.
Kemarin-kemarin saat kami pergi bersama-sama kami selalu ceria. Walaupun ada terbesit rasa sedih dan kecewa yang gak mau aku inget lagi. Tapi semua kesedihan itu lama-lama pudar karena dia selalu membuatku tersenyum. Entah aku yang kegeeran atau itu emang bener-bener yang pengen dia lakuin sama aku.
Aku bahagia dan seneng kalo dia ngusilin aku atau njahilin aku. Aku gak sebel sedikitpun. Keusilannya itu aku anggap sebagai kebahagiaan yang gak akan pernah aku lupain.
Semua perasaan ini campur aduk. Aku tau, seharusnya perasaan ini tidak hinggap di hatiku. Ini semua gak boleh dan gak akan terjadi sampai kapanpin. Perasaanku yang sekarang belum temtu dirasakannya juga.
Setiap hari dan hampir setiap saat aku mengingatnya di berbagai keadaan. Entah kenapa sampai sekarang yang masih terekam jelas di otakku adalah kejahilannya bukan kebaikannya. Kita pernah duduk bersampingan saat makan, kami sering jalan berdampingan, dan kami sering bersama dalam berbagai kesempatan.
Aku tidak dapat memastikan perasaanya sekarang bagaimana. Mungkin di sana dia sudah ada yang memiliki. Tapi aku tidak tau pasti. Dan aku tidak akan mau membahas soal ini. Aku mau dia sering nyubit pipi aku lagi, aku mau dia yang sering megang kakiku, dan aku mau dia jadi panutanku.
Sekarang, dan sampai detik ini aku masih berharap kalau dia ngucapin selamat ulangtahun sama aku. Dan hari itu akan menjadi hari yang paling indah dan bahagia seumur hidupku.
